mau tahu novel yang mengaduk ngaduk perasaan kalian,
aku ceritain sinopsisnya aja ya ..!!
RESENSI NOVEL BIDADARI BIDADARI SURGA karangan terre-liye
Pengarang : Tere-Liye
Penerbit : Republika, 2008
Halaman : 363 halaman, 20.5 x 13,5 cm
Percetakan : PT. Gramedia, Jakarta
Novel ini menceritakan tentang kisah kehidupan sebuah keluarga yang
berada di lembah Lahembay, lembah terpencil. Cerita yang begitu
menyentuh, menginspirasi, dan mengahrukan. Keluarga ini terdiri dari
seorang Mamak, dan lima orang anak. Anak perama bernama Laisa, keduanya
Dalimunte, ketiganya Wibisana, keempatnya Ikanuri, dan terakhir
Yashinta. Laisa adalah seorang kakak tertua yang sangat menyayangi
adik-adiknya dan Mamaknya. Dia bahkan rela putus sekolah saat kelas
empat Sekolah Dasar demi membantu Mamaknya mencari uang untuk sekolah
adik-adiknya. Dia selalu bekerja keras, selalu meneriaki adik-adiknya
untuk bersemangat dan rajin sekolah. Dia memberikan berbagai motivasi
dan angan-angan yang begitu indah jika adiknya rajin belajar dan menjadi
pintar. Dia menjanjikan kehidupan yang akan jauh lebih baik dan indah
di luar sana jika mereka pintar. Meskipun tampilan fisik Laisa berbeda
dari keempat adiknya yaitu rambut gimbal, hitam, jelek, dan gendut.
Bahkan seringkali para tetangga mempertanyakan perbedaan fisik tersebut
dan menganggapnya sebagai anak angkat, namun Laisa tidak pernah
menghiraukannya dia tetap berjuang demia adik-adinya. Adik-adiknya
sangat menyayangi, patuh, dan meneladani sikap Laisa. Dia selalu
mengutamakan adik-adiknya, berjuang tanpa kenal lelah demi adik-adiknya,
selalu datang di setiap adik-adiknya membutuhkannya, dan bahkan rela
mempertaruhkan nyawanya demi adik-adiknya. Itu adalah alasan yang
membuat semua adik-adiknya begitu patuh dan menyayanginya, mereka juga
tidak menghiraukan perbedaan fisik yang sangat menonjol antara mereka
dengan Laisa. Dalimunte adalah sosok seorang lelaki yang cerdas,
penurut, dan lembut hatinya. Di antara semua adik-adik Laisa Dalimunte
adalah adiknya yang paling pintar. Sejak kecil dia bahkan sudah mampu
membuat penemuan-penemuan yang membantu kehidupan keluarga, bahkan bagi
desanya. Semenjak kecil nilai-nilai di sekolahnya sangat memuaskan dan
selalu menjadi yang terbaik. Wibisana dan Ikanuri adalah dua adiknya
yang beda namun kembar. Hal ini disebabkan meskipun mereka terlahir
berbeda sebelas bulan, namun watak, kebiasaaan, dan cara pandang mereka
sangatlah mirip. Diantara keempat adiknya mereka berdualah yang paling
bandel, cuek, nakal, dan suka membolos sekolah. Namun, meskipun demikian
mereka tidak berani membantah kata-kata Kak Laisa karena kecintaan dan
pengorbanan Kak Laisa. Adiknya yang terakhir adalah Yashinta, seorang
gadis kecil yang cantik dan manis. Dia selalu ingin tahu tentang
berbagai hal baru, terutama tentang alam dan hewan-hewan lucu. Dia
selalau meminta Kak Laisa mengantarkannya ke hutan untuk melihat
berbagai hewan dan tumbuhan yang unik dan lucu. Meskipun dia lebih kecil
dari Kak Laisa, namun kekuatannya melangkah dan menyusururi hutan lebih
kuat dibandingakan keempat saudara lainnya.
Semenjak kecil perjalanan kehidupan mereka adalah kehidupan yang keras,
dan penuh perjuangan. Mamaknya mencari nafkah sendirian dibantu Kak
Laisa semenjak umurnya tujuh tahun ketika Babaknya meninggal dunia
diterkam harimau. Sejak saat itu, kak Laisa yang pernah dititpi pesan
terkhir sebelum Babaknya meninggal berjanji akan menjaga adik-adiknya
dan bersumpah akan memberikan kesempatan kepada adik-adiknya untuk
menjadi orang-orang yang hebat. Sumpah ini membuat terang benderang
kisah ini. Kak Laisa begitu banyak berkorban untuk keluarga ini. Dia
rela berhenti sekolah untuk adik-adiknya. Demi Dalimunte dia rela
menghabiskan seluruh waktunya di ladang untuk membiayai Dalimunte masuk
SMP, bahkan dia pernah rugi besar karena keinginan untuk merubah
peerkebunannya menjadi kebun strawberry gagal total, namun dia tidak
menyerah dan terus mencobanya demi mengumpulkan uang untuk Dalimunte
masuk SMP, dan dia berhasil. Demi Ikanuri dan Wibisana, Kak Laisa rela
mengorbankan hidup dan nyawanya dengan cara dia menghadapi harimau hutan
rimba yang hendak memakan Wibisana dan Ikanuri. Dia menggantikan posisi
Ikanuri dan Wibisana , dan menyuruh mereka berlari. Alhasil harimau
tersebut tidak jadi menerkam Laisa yang benar-benar sudah berada dua
meter di depannya. Tiba-tiba saja harimau it pergi begitu saja. Akhirnya
diketahui bahwa ternyata harimau memiliki insting kasih sayang, dan
harimau itu melihat pancaran rasa kasih sayang yang begitu mendalam dari
Laisa terhadap kedua adiknya oleh sebab itu harimau tersebut tidak jadi
menerkam Laisa. Demi Yashinta, Laisa rela menerobos hujan ketika malam
sekitar pukul 00.00 ketika Yashinta sedang sakit. Dia tidak peduli akan
derasnya hujan, dia lari sendirian ke kampunga atas yang jaraknya lebih
dari 10 km tanpa putus asa untuk memanggil mahasiswa KKN fak.
Kedokteran. Bahkan dia mempertaruhkan nyawanya, dia sempat tergelincir
hingga mata kakinya berpindah. Itu sangat sakit, sakit sekali namun dia
tidak memperdulikannya tetap menerobos hujan. Dan menyimpan lukanya
sendirian. Masih banyak lagi yang Dia korbankan demi adik-adiknya, namun
meskipun banyak penderitaan yang Dia alami demi adik-adiknya dia tidak
pernah menangis di depan adik-adiknya. Dia selalu meneriaki adik-adiknya
dengan kata – kata”kerja keras”, dan dia juga tidak pernah mengeluh
kepada adik-adiknya. Karena kerja kerasnnya, akhirnya dia sukses
bertanam strawbery hingga hampir separuh tanah desanya ditanami oleh
strawbery miliknya. Selain itu dia juga membangun jalan di desanya,
kemudian membangun sekolah untuk sekolah anak-anak di desanya. Karena
perjuangan dan kasih sayangnya itulah adik-adiknya dapat bersekolah
hingga sarjana, bahkan Dalimunte menjadi seorang Professor, dan Yashinta
lulusan terbaik s2 di Belanda. Laisa sangat bangga karena adik-adiknya
menjadi orang-orang hebat dan sukses. Bahkan dia sendiri melupakan satu
hal yaitu kebahagiaannya. Dia tidak pernah mengeluh atas apa yang
diterimanya, bahkan suatu kenyataan dia “dilintasi” adik-adiknya
menikah. Semula, semua adiknya tidak mau melintasi kakaknya tercinta
itu, namun berkali-kali Laisa mengatakan bahwa dia tidak ingin membuat
adik-adiknya menderita, jika menunggu dirinya entah sampai kapan
datangnya. Berbagai cara sudah dilakukan adik-adiknya terutama Dalimunte
untuk menjodohkannya. Namun, tidakpernah berhasil. Meskipun demikian,
ketika usia Laisa sudah 40an dan para tetangga justru merasa iba
padanya, Laisa selalu mengatakan bahwa jika waktunya tiba pasti jodoh
itu akan datang.Namun, hingga penyakit kanker Laisa yang diam-diam
disembunyikannya menyerang jodoh itu belum datang jua. Bahkan hingga
nafas terakhirnya. Laisa selama ini sudah merasa bahagia dan merasa
cukup karena dia telah memiliki adik-adik yang sangat membanggakan. Rasa
syukur selalu dipancarkan dari dirinya, bahkan ketika di usianya yang
ke-43 tahun ketika dia terserang kanker stadium 4, dan ketika semua
adik-adiknya telah melintasinya, serta ketika kenyataan mengatakan bahwa
Laisa memang anak angkat yang ditinggalkan ayahnya dengan direndam di
baskom hingga tubuhnya membiru ketika bayi dia tetap bersyukur atas
hidupnya. Senyumanpun terukir pada wajahnya ketika waktunya di dunia
telah habis.
Sungguh novel yang sangat indah, menyentuh, dan penuh pembelajaran
hidup. Tere-Liye dengan kata-katanya yang ringan, mudah dimengerti, dan
terkadang menggelitik lagi-lagi membius pembacanya, sehingga bisa ikut
mengalir dalam setiap kejadiannya. Selain itu berkali-kali aku menyeka
pipiku karena aliran air mata yang seringkali tak terkendali. Sungguh
cerita perjuangan yang begitu mengharukan. Memberi pelajaran dan
mengingatkan pembaca atas makna sebuah kerja keras, kasih sayang, dan
ketulusan. Sosok Laisa adalah cerminan manusia yang mengagumkan. Sosok
manusia yang tetap berbuat kebaikan dan berusaha memberi manfaat kepada
orang lain. Bahkan dia tidak sempat memikirkan dirinya sendiri. Inilah
kebahagiaan dan ketulusan kasih sayang yang hakiki. Dalam cerita ini
Laisa memberikan sebuah pesan bahwa Kebahagiaan adalah ketika bisa
melihat orang lain bahagia. Meskipun demikian namun ada beberapa hal
kecil yang merupakan kekurangan dari novel ini yaitu alur cerita yang
campuran terkadang membuat bingung pembaca. Sehingga terkadang pembaca
perlu mengulangi bacaannya untuk mengetahui telah sampai mana alur
bacannya. Tapi secara keseluruhan novel ini bagus dan mendidik.
Tere-Liye berhasil mengaduk-ngaduk perasaan pembacanya, perasaan dari
lubuk hati yang benar-benar dalam.
Novel ini saya rekomendasikan untuk dibaca kepada siapapun anda. Novel
ini akan mengingatkan kepada kita akan saudara-saudara kita. Sudahkan
kita berbuat yang terbaik kepada mereka? Apakah kita tulus menyayangi
mereka? Dan pernahkah kita mengatakan bahwa kita sangat mencintai mereka
dan rela melakukan apapun demi kebahagiaan mereka?. Jika belum maka
bacalah novel ini, benar-benar membuat kita terdiam dan berfikir sejenak
serta merasa begitu kecil dan hinanya diri kita akan kasih sayang kita
pada saudara-saudara kita yang ternyata sangatlah kecil. Kasih sayang
yang mungkin hanya kasih sayang dusta. So be enjoyed with this novel.
Kamis, 31 Oktober 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
bidadari surga salamnya lagunya uje (hahahha swo sweatttttttttt)
Posting Komentar